Sabtu, 16 Maret 2013

Medium (Mikrobiologi Laut)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Volk dan Wheeler, 1993).
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium (Suriawiria, 1995).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam-macam medium, cara-cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui bahan-bahan yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing-masing bahan tersebut dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut.Sehingga nantinya diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan mikroorganisme tertentu.
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaituuntuk mengetahui cara pembuatan medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB), serta sebagai tempat medium atau tempat pertumbuhan mikroorganisme.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat memahami tentang medium dan dapat mempraktekan teknik pembuatan medium dalam kegiatan mikrobiologi.















II. TINJAUAN PUSTAKA
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks.Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni.Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut (Pelczar, 1986).
Menurut Indra, (2008) macam-macam media Pertumbuhan antara lain:
1.    Medium berdasarkan sifat fisik
a)  Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat..
b)  Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c)  Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2.    Medium berdasarkan komposisi
a)  Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b)  Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c)  Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract
3.    Medium berdasarkan tujuan
a)  Media untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
b)  Media selektif/penghambat. Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphiciline untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
c)  Media diperkaya (enrichment). Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
d)  Media untuk peremajaan kultur. Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
e)  Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
f)   Media untuk karakterisasi bakteri. Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
g)  Media diferensial. Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di  sekeliling koloni. Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrien yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).












III. METODE PRAKTIKUM
A.   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Maret 2011, pukul 09.20-12.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung reaksi sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroorganisme, timbangan digital untuk menimbang bahan yang akan digunakan, spatula untuk mengambil bahan, rak tabung untuk menaruh tabung reaksi, hot plate with stirrer untuk memanaskan dan mengaduk larutan, autoclave untuk mensterilkan alat dan bahan, pipet skala untuk mengambil larutan dengan skala yang ditentukan
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kapas sebagai penutup tabung reaksi, aluminium foil untuk membungkus tabung reaksi, ekstrak daging, pepton dan agar sebagai bahan sampel, aquades untuk melarutkan suatu bahan, kertas label untuk member label pada tiap tabung reaksi, kertas bekas untuk menutup gelas piala dan karet untuk mengikat mulut dari gelas piala yang ditutup oleh aluminium foil dan kertas bekas.
C.   Prosedur Kerja
Sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan, terlebih dahulu mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.  Prosedur kerja pada praktikum pembuatan medium ini ini terbagi atas dua hal, yaitu prosedur pembuatan medium Nutrient Agar dan prosedur pembuatan medium Nutrient Broth.


I.      Prosedur pembuatan medium Nutrient Agar
Pada pembuatan Nutrient Agar dilakukan dengan menimbang ekstrak daging sebanyak 1,5 gr, peptone 2,5 gr dan agar 7,5 gr. Kemudian melarutkan bahan diatas dengan menggunakan aquades sebanyak 250 ml ke dalam gelas piala / gelas kimia. Setelah itu menaruh gelas piala tersebut di atas hot plate with striver untuk menghomogenkan larutan (± 15-30 menit). Untuk medium NA, mengambil larutan di dalam gelas piala tersebut dengan menggunakan pipet skala, kemudian masukkan ke dua tabung reaksi masing-masing sebanyak 8 ml dan 6 ml, setelah itu ditutup tabung reaksi dengan kapas dan menempelkan kertas label.
II.    Prosedur pembuatan medium Nutrient Broth
Pada pembuatan Nutrient Broth dilakukan dengan menimbang 0,75 gr ekstak daging dan peptone sebannyak 1,25 gr. Kemudian melarutkan bahan diatas dengan menggunakan aquades sebanyak 250 ml ke dalam gelas piala / gelas kimia. Setelah itu menaruh gelas piala tersebut di atas hot plate with striver untuk menghomogenkan larutan (± 15-30 menit).  Kemudian mengambil larutan di dalam gelas piala sebanyak 8 ml kemudian masukkan ke dalam satu tabung reaksi dan menutup tabung reaksi dengan kapas dan menempelkan kertas label.
Setelah itu menaruh tabung reaksi yang berisi Nutrient Agar  dan Nutrient Broth  ke dalam gelas piala kemudian tutup dengan aluminium foil dan kertas bekas lalu ikat dengan karet. Kemudian masukkan ke dalam autoklaf  pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama ± 15 menit. Setelah itu dikeluarkan dari autoklaf, salah satu tabung reaksi yang berisi 6 ml medium Nutrient Agar  ditaruh secara miring, sedangkan  tabung reaksi yang berisi 8 ml medium Nutrient Agar  dan medium Nutrient Broth 8 ml  dibiarkan berdiri tegak.  Setelah memadat dimasukkan kedalam kulkas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah :
1.   Nutrien agar (NA)
Hasil
Keterangan














Nutrien agar Miring



1.    1. Penyumbat dengankapas.
2.                       2. Tabung reaksi
3.    3. Larutan agar 6 ml





















Nutrien agar Tegak



1.    1. Penyumbat dengan kapas.
2.    2. Tabung reaksi
3.    3. Larutan agar 8 ml








 

2.   Nutrien Broth (NB)
Hasil
Keterangan















Nutrien broth


1.    1. Penyumbat dengan kapas.
2.    2. Tabung reaksi
3.    3. Larutan 8 ml






Perhitungan :
1.    Nutrient Agar
a.      Ekstrak daging          =  500 x 3 = 1,5 gr
   1000

b.      Pepton                      =  500 x 5 = 2,5 gr
   1000

c.      Agar                          = 500 x 15 = 7,5 gr
   1000

2.    Nutrient Broth
a.    Ekstrak daging          =  250 x 3 = 0,75 gr
  1000

b.    Pepton                      =  250 x 5 = 1,25 gr
 1000
B. Pembahasan
1.  Nutrien Agar (NA)
          Pada pembuatan medium Nutrien Agar (NA), bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak daging sebanyak 1,5 gr, pepton sebanyak 2,5 grdan agar sebanyak 7,5 gr.  Ketiga bahan ini mengandung senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri untuk dapat tumbuh.  Ekstrak daging mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air meliputi : karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, senyawa nitrogen organik dan garam-garam terlarut (Pelzcar dan Chan, 1986).
Senyawa ini akan sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk berkembang biak. Pepton juga mengandung  nitrogen organik, dapat pula mengandung vitamin dan kadang-kadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan protein yang direncakan. Sedangkan agar digunakan sebagai bahan pemadat media. Agar yang lebur  dalam larutan cairan  akan berbentuk gell bila suhu dikurangi sampai dibawah 450 C . Agar hanya dipergunakan sebagai bahan pemadat dan bukan  sumber nutrien bagi bakteri.
          Pada media padat ini digunakan 2 perlakukan media yaitu media tegak dan media miring. Media tegak dimasudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri dalam merespon oksigen dari luar dalam arah tegak. Sedangkan pada media miring dimaksudkan untuk melihat sebaran pertumbuhan bakteri dengan luas permukaan agar yang lebih besar.
2. Nutrien Broth (NB)
          Pada Nutrien Broth (NB) cara pembuatannya sama dengan Nutrient Agar. Hanya saja komposisi media ini tidak digunakan bahan pemadat atau agar. Adapun bahan yang digunakan adalah ekstrak daging (meat) sebanyak 0,75 gr dan pepton sebanyak 1,25 gr yang digunakan sebagai sumber nutrisi dalam perkembang biakan bakteri. Ekstrak daging(meat) dan pepton tersebut diencerkan dengan air sebanyak 250 ml dan disimpan dalam erlenmeyer.  Penggunaan media ini bisanya dimaksudkan untuk melihat pergerakan bakteri pada media cair.  Hal ini tentunya sangat efisien karena pada medim cair  bakteri dapat bergerak bebas didalam.
          Ekstrak daging (meat) dan pepton sangat baik digunakan dalam pembuatan nutrien cair. Ekstrak daging (meat) mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air meliputi : karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, senyawa nitrogen organik dan garam-garam terlarut. Sedangkan Pepton juga mengandung  nitrogen organik, dapat pula mengandung vitamin dan kadang-kadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan protein yang direncakan. Kandungan kedua bahan ini digunakan  oleh bakteri sebagai sumber nutrien.



















V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pembuatan medium padat dengan menggunakan komposisi media ekstrak daging (meat) sebanyak 1,5 gr, peptonsebanyak 2,5 gr dan agar sebanyak 7,5 gr, sedangkan pada media cair dengan menggunakan bahan ekstrak daging (meat)sebanyak 0,75 grdan peptonsebanyak 1,25 gr yang ditambahkan air.
B.     Saran
Kalau bisa tidak usah ada laporan sementara dalam Laboratorium. Karena waktu untuk praktek tidak begitu banyak.          
















DAFTAR PUSTAKA
Indra., 2008 (Online). http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

Label, Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar dan-sterilisasi/htm .diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

Pelczar, Michael, 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Suriawiria, U. 1995.  Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa, Bandung
Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.





































LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT



MEDIUM


LOGO UNHAS.jpg










             NAMA                 : STEVEN
                   NIM                     : L111 09 265
                                           KELOMPOK     : DUA (2)




LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LAUT
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011


1 komentar: