A. Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu Mikrobiologi, untuk dapat
menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita
harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya
terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari
mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang
disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi
di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang
merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni
tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diinginkan. Berdasarkan
hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik
dari isolasi dan inokulasi bakteri.
B. Tujuan dan
Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah
untuk mempelajari cara mengisolasi bakteri dari suatu isolat dengan menggunakan
metode tertentu.
Sedangkan kegunaan dari
praktikum ini yaitu supanya mahasiswa dapat melakukan teknik atau cara-cara
pengisolasian mikroorganisme dengan baik, serta menjadi pembanding antara teori
dan praktek yang dapat menjadi bahan acuan dalam pengamatan mikroba selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita
ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai
setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar.
Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu
tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme.Penelitian
yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik
untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal
dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal
dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel
yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air,
tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam
mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh
koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang
dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau
untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz,
1992).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan
bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang
lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri
saprofit. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu
(Dwidjoseputro, 1990)
1. Dengan pengenceran
Cara ini pertama kali
dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalampiaraan murni
yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu
suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu
tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira
1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini
diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita
akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan
tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa
koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka
kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu
dengan mengambil sedikt sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan
sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan
gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah
medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni
yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas,
maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Menurut Lay (1994), ada beberapa metode yang biasanya
dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah:
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat
bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan
yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme
yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk
menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang
digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari
populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam
medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan.
Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu di antara cawan–cawan tersebut mengandung koloni-koloni
terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan
waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain
perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan
identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari
satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi mikroba.
Menurut Anonim (2008),terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah
mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat
dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada
cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores
kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran, bila metode ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana
setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang, berbeda dengan metode gores
kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50°C), yang kemudian dicawankan.
Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung
koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme
tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh
pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa
serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu
sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk
mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi
dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Selasa, 29 Maret 2011, Pukul 09.20-12.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mencampurkan larutan, cawan petri berfungsi sebagai wadah mikroorganisme dan media, lampu bunsen atau lampu
spritus berfungsi untuk memijarkan
kawat ose, rak
tabung berfungsi sebagai tempat tabung
reaksi, jarum ose bulat dan ose lurus berfungsi sebagai alat
untuk memindahkan mikroorganisme ke dalam wadah, Autoclave berfungsi untuk sterilisasi medium dengan metode uap
panas bertekanan, inkubator berfungsi untuk membiakkan mikroorganisme dengan
suhu yang konstan.
Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kapas, tissue roll, karet,
kertas label, kertas, sampel Nutrient
Broth, Nutrient Agar tegak, Nutrient
Agar miring, alkohol 70%, bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Bacillus subtilis.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun metode kerja yang dilakukan pada praktek
isolasi mikroorganisme adalah sebagai berikut :
a) Isolasi media Nutrient
Agar
tegak
Mengambil media agar tegak yang sudah beku, setelah itu mengambil
bekteriBacillus subtilis dari
media agar dengan menggunakan ose lurus yang telah dipanaskan sampai membara. Setelah kawat ose dingin
kemudian ose ditusukkan ke
dalam media,mengusahakan jangan sampai merusak agar kemudian ditutup
kembali. Setelah itu
kemudian langkah selanjutnya yakni memasukkan ke dalam inkubator
selama 24 jam pada suhu tertentu.
b) Isolasi media Nutrient
Agar miring
Memijarkan ose lurus dengan menggunakan lampu bunsen untuk sterilisasi.
Kemudian membuka tabung reaksi dan dipanaskan mulut tabung untuk sterilisasi
alat tersebut. Setelah ose dingin dan mulut tabung steril lalu mengambil sampel
bakteri Bacillus subtilis dari cawan
petri yang merupakan medium biakan, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi Nutrient Agar miring
dengan cara menggoreskan ose kemedia agar secara miring pada permukaan media. Kemudian
menutup mulut tabung dengan menggunakan kapas. Setelah itu dimasukkan
ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.
c) Isolasi media Nutrien Broth
Mengambil media Nutrien Broth, setelah
itu mengambil bakteriStaphylococcus
aureus dari media agar dengan menggunakan ose bulat yang sudah dipanaskan sampai
membara, kemudian dingin kembali. Setelah itu langkah selanjutnya memasukkan
ose ke dalam media, dan diaduk dengan menggunakan sentrifuge. Setelah itu dimasukkan ke dalam inkubator
selama 24 jam pada suhu tertentu.
d) Isolasi media Nutrient Agar pada cawan petri
Mengambil media agar yang telah dibekukan dalam cawan petri, setelah itu mengambil
bakteri Staphylococcus aureus dari
media agar dengan menggunakan ose bulat yang sudah dipanaskan sampai membara
dan dingin kembali. Kemudian langkah selanjutnya yakni membuat goresan zig-zag
pada permukaan agar dan diusahakan tidak merusak Nutrient Agar pada cawan petri. Kemudian dimasukkan
ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Adapun hasil yang
didapatkan dalam praktikum ini adalah :
Laboratorium
Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
|
|
Sebelum
Sesudah
|
Keterangan:
|
Gambar Nutrient Agar (NA) Tegak
|
|
Laboratorium
Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
|
|
Sebelum
Sesudah
|
Keterangan:
|
Gambar Nutrient Agar (NA) Miring
|
|
Laboratorium
Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
|
|
Sebelum
Sesudah
|
Keterangan:
|
Gambar Nutrient Broth (NB)
|
|
Laboratorium
Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
|
|
Sebelum
Sesudah
|
Keterangan:
|
Gambar Nutrient Agar (NA) Pada Cawan Petri
|
|
B.
Pembahasan
Praktikum isolasi
mikroorganisme yang dilakukan melalui medium Nutrient Agar tegak, medium Nutrient
Agar miring, Nutrient Broth dan
medium Nutrient Agar plate
menggunakan Nutrien Agar yang telah
dibekukan di cawan petri.
a. Medium Nutrient
Agar tegak
Untuk Medium Nutrient
Agar tegak bakteri yang digunakan yakni bakteri Bacillus subtilis. Dimana teknik isolasi pada medium ini dilakukan
dengan menggunakan ose lurus yang sudah disterilkan dengan cara dipanaskan
kemudian dingin kembali dan di tusukkan ke dalam Medium Nutrient Agar tegak tanpa merusak medium.
Untuk mengetahui
pertumbuhan bakteri tersebut maka dimasukkan ke dalam inkubator selama satu hari satu malam (48 jam). Setelah
sudah dimasukkan kedalam inkubator selama satu hari satu malam (48 jam) dan
ditemukan koloni bakteri dengan tipe pertumbuhannya menyerupai tasbih berbentuk
bulat kecil/bertonjol-tonjol dan berwarna krem pada bagian agar yang
ditusuk dengan menggunakan ose.
b. Medium Nutrient
Agar miring
Untuk medium
Nutrient Agar miring bakteri
yang digunakan yakni Bacillus subtilis dengan
metode pola penggoresan pada permukaan medium tersebut. Metode ini bertujuan
agar yang di isolasi tersebut mendapatkan nutrisi yang sama dan pertumbuhannya
tidak menumpuk. Pertumbuhan bakteri tersebut dapat dilihat setelah dimasukkan
ke inkubator selama satu hari satu malam. Dimana pertumbuhan bakteri tersebut
terlihat dengan bentuk koloni bulat, permukaan koloni mencembung, tepi utuh dan
berwarna krem pada bagian agar yang
digores menggunakan ose.
c. Medium Nutient Broth
Untuk medium Nutient Broth bakteri yang digunakan
yakni Staphylococcus aureus.Dimana teknik isolasi pada medium ini dilakukan
dengan menggunakan ose bulat yang sudah disterilkan dengan cara dipanaskan dan
dingin kembali, kemudian mengambil bakteri biakan dan dimasukkan ke dalam medium Nutient Broth. Diaduk perlahan hingga
bakteri yang ada pada ose terlepas dan bercampur dengan medium. Lakukan sentrifuge pada medium tersebut agar medium
dan bakteri bisa tercampur rata. Setelah itu masukkan ke dalam inkubator selama 48 jam. Pada medium ini
hanya sedikit bakteri dengan tipe pertumbuhan membentuk cincin pada bagian permukaan cairan Nutrient Broth, serta pada larutan terjadi perubahan warna menjadi
keruh.
d. Medium Nutrient Agar plate
Untuk medium Nutrient
Agar plate menggunakan Nutrien Agar
yang telah dibekukan di cawan petri bakteri
yang diisolasi yakni Staphylococcus
aureus. Di mana metode yang digunakan adalah metode penggoresan secara sinambung
dengan menggunakan ose bulat. Perkembangan bakteri Staphylococcus aureus dapat
diamati setelah ± 48 jam dala inkubator.
Hasilnya yakni terlihat koloni-koloni bakteri yang berada pada sekitar goresan
tersebut, dan berwarna bening.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang di dapatkan pada
praktikum ini yaitu: Bacillus subtilis dalam
media Nutrien Agar
tegak tipe pertumbuhan berkoloni/bertonjol-tonjoldan berwarna krem pada tengah-tengah tabung reaksi. Pada medium Nutrient Agar miringbentuk pertumbuhan
bakteri Bacillus subtilis yakni
berkoloni mengikuti goresan pada permukaan medium tersebut dan warnanya krem.
Pada medium Nutrient Broth bentuk
pertumbuhan Staphylococcus aureus
ditandai dengan adanya warna kekeruhan pada medium tersebut, yang berarti
terdapat bakteri. Sedangkan pada medium Nutrient Agar
plate menggunakan Nutrien Agar yang
telah dibekukan di cawan petri bentuk
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
yakni berkoloni mengikuti goresan pada permukaan cawan petri dan berwarna krem.
B. Saran
Kalau bisa tidak usah ada
laporan sementara dalam Laboratorium. Karena waktu untuk praktek tidak begitu
banyak, dan kalu bisa waktu praktek dapat di tambah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. (Online) http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?.
[ Diakses pada tanggal 01April 2011, Makassar.]
Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Dasar. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Ferdias, S., 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Lay, B., 1994.Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Pelczar, Michael, J.,
1986.Dasar- Dasar Mikrobiologi.
Universitas Indonesia, Jakarta.
rapi sekali kak laporannya
BalasHapusdompet dhuafa