Sabtu, 16 Maret 2013

Isolasi Mikroorganisme


I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu Mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari  mikroba  yang  lain  yang   tidak   diinginkan.  Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik dari isolasi dan inokulasi bakteri.
B.   Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah untuk mempelajari cara mengisolasi bakteri dari suatu isolat dengan menggunakan metode tertentu.
Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu supanya mahasiswa dapat melakukan teknik atau cara-cara pengisolasian mikroorganisme dengan baik, serta menjadi pembanding antara teori dan praktek yang dapat menjadi bahan acuan dalam pengamatan mikroba selanjutnya



II. TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprofit. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Dwidjoseputro, 1990)
1.    Dengan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalampiaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2.    Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikt sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Menurut Lay (1994), ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah:
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan–cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi mikroba. Menurut Anonim (2008),terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran, bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang, berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50°C), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan
III. METODE PRAKTIKUM
A.     Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2011, Pukul 09.20-12.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.     Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mencampurkan larutan, cawan petri berfungsi sebagai wadah mikroorganisme dan media, lampu bunsen atau lampu spritus berfungsi untuk memijarkan kawat ose, rak tabung berfungsi sebagai tempat tabung reaksi, jarum ose bulat dan ose lurus berfungsi sebagai alat untuk memindahkan mikroorganisme ke dalam wadah, Autoclave berfungsi untuk sterilisasi medium dengan metode uap panas bertekanan, inkubator berfungsi untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kapas, tissue roll, karet, kertas label, kertas, sampel Nutrient Broth, Nutrient Agar tegak, Nutrient Agar miring, alkohol 70%, bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Bacillus subtilis.
C.     Prosedur Kerja
Adapun metode kerja yang dilakukan pada praktek isolasi mikroorganisme adalah sebagai berikut :
a)    Isolasi media Nutrient Agar tegak
Mengambil media agar tegak yang sudah beku, setelah itu mengambil bekteriBacillus subtilis dari media agar dengan menggunakan ose lurus yang telah dipanaskan sampai membara. Setelah kawat ose dingin kemudian ose ditusukkan  ke dalam media,mengusahakan jangan sampai merusak agar kemudian ditutup kembali. Setelah itu kemudian langkah selanjutnya yakni memasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.
b)    Isolasi media Nutrient Agar miring
Memijarkan ose lurus dengan menggunakan lampu bunsen untuk sterilisasi. Kemudian membuka tabung reaksi dan dipanaskan mulut tabung untuk sterilisasi alat tersebut. Setelah ose dingin dan mulut tabung steril lalu mengambil sampel bakteri Bacillus subtilis dari cawan petri yang merupakan medium biakan, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi Nutrient Agar miring dengan cara menggoreskan ose kemedia agar secara miring pada permukaan media. Kemudian menutup mulut tabung dengan menggunakan kapas. Setelah itu dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.
c)    Isolasi media Nutrien Broth
Mengambil media Nutrien Broth, setelah itu mengambil bakteriStaphylococcus aureus dari media agar dengan menggunakan ose bulat yang sudah dipanaskan sampai membara, kemudian dingin kembali. Setelah itu langkah selanjutnya memasukkan ose ke dalam media, dan diaduk dengan menggunakan sentrifuge. Setelah itu dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.
d)    Isolasi media Nutrient Agar pada cawan petri
Mengambil media agar yang telah dibekukan dalam cawan petri, setelah itu mengambil bakteri Staphylococcus aureus dari media agar dengan menggunakan ose bulat yang sudah dipanaskan sampai membara dan dingin kembali. Kemudian langkah selanjutnya yakni membuat goresan zig-zag pada permukaan agar dan diusahakan tidak merusak Nutrient Agar pada cawan petri. Kemudian dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu tertentu.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah :
Laboratorium Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin










      Sebelum                                        Sesudah
Keterangan:
Gambar Nutrient Agar (NA) Tegak


Laboratorium Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin











      Sebelum                                        Sesudah
Keterangan:
Gambar Nutrient Agar (NA) Miring




Laboratorium Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin











      Sebelum                                        Sesudah
Keterangan:
Gambar Nutrient Broth (NB)


Laboratorium Mikrobiologi Laut
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin













      Sebelum                                        Sesudah
Keterangan:
Gambar Nutrient Agar (NA) Pada Cawan Petri





B.   Pembahasan
Praktikum isolasi mikroorganisme yang dilakukan melalui medium Nutrient Agar tegak, medium Nutrient Agar miring, Nutrient Broth dan medium Nutrient Agar plate menggunakan Nutrien Agar yang telah dibekukan di cawan petri.
a.    Medium Nutrient Agar tegak
Untuk Medium Nutrient Agar tegak bakteri yang digunakan yakni bakteri Bacillus subtilis. Dimana teknik isolasi pada medium ini dilakukan dengan menggunakan ose lurus yang sudah disterilkan dengan cara dipanaskan kemudian dingin kembali dan di tusukkan ke dalam Medium Nutrient Agar tegak tanpa merusak medium.
Untuk mengetahui pertumbuhan bakteri tersebut maka dimasukkan ke dalam inkubator selama satu hari satu malam (48 jam). Setelah sudah dimasukkan kedalam inkubator selama satu hari satu malam (48 jam) dan ditemukan koloni bakteri dengan tipe pertumbuhannya menyerupai tasbih  berbentuk bulat kecil/bertonjol-tonjol dan berwarna krem pada bagian agar yang ditusuk dengan menggunakan ose.
b.    Medium  Nutrient Agar miring
Untuk  medium  Nutrient Agar miring bakteri yang digunakan yakni Bacillus subtilis dengan metode pola penggoresan pada permukaan medium tersebut. Metode ini bertujuan agar yang di isolasi tersebut mendapatkan nutrisi yang sama dan pertumbuhannya tidak menumpuk. Pertumbuhan bakteri tersebut dapat dilihat setelah dimasukkan ke inkubator selama satu hari satu malam. Dimana pertumbuhan bakteri tersebut terlihat dengan bentuk koloni bulat, permukaan koloni mencembung, tepi utuh dan berwarna krem pada bagian agar yang digores menggunakan ose.


c.    Medium Nutient Broth
Untuk medium Nutient Broth bakteri yang digunakan yakni Staphylococcus aureus.Dimana teknik isolasi pada medium ini dilakukan dengan menggunakan ose bulat yang sudah disterilkan dengan cara dipanaskan dan dingin kembali, kemudian mengambil bakteri biakan dan dimasukkan ke dalam medium Nutient Broth. Diaduk perlahan hingga bakteri yang ada pada ose terlepas dan bercampur dengan medium. Lakukan sentrifuge pada medium tersebut agar medium dan bakteri bisa tercampur rata. Setelah itu masukkan ke dalam inkubator selama 48 jam. Pada medium ini hanya sedikit bakteri dengan tipe pertumbuhan membentuk cincin pada bagian permukaan cairan Nutrient Broth, serta pada larutan terjadi perubahan warna menjadi keruh.
d.    Medium Nutrient Agar plate
Untuk  medium Nutrient Agar plate menggunakan Nutrien Agar yang telah dibekukan di cawan petri bakteri yang diisolasi yakni Staphylococcus aureus. Di mana metode yang digunakan adalah metode penggoresan secara sinambung dengan menggunakan ose bulat. Perkembangan bakteri Staphylococcus aureus dapat diamati setelah ± 48 jam dala inkubator. Hasilnya yakni terlihat koloni-koloni bakteri yang berada pada sekitar goresan tersebut, dan berwarna bening.






V. SIMPULAN DAN SARAN
A.  Simpulan
Simpulan yang di dapatkan pada praktikum ini yaitu: Bacillus subtilis dalam media Nutrien Agar tegak tipe pertumbuhan berkoloni/bertonjol-tonjoldan berwarna krem pada tengah-tengah tabung reaksi. Pada medium Nutrient Agar miringbentuk pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis yakni berkoloni mengikuti goresan pada permukaan medium tersebut dan warnanya krem. Pada medium Nutrient Broth bentuk pertumbuhan Staphylococcus aureus ditandai dengan adanya warna kekeruhan pada medium tersebut, yang berarti terdapat bakteri. Sedangkan pada medium Nutrient Agar plate menggunakan Nutrien Agar yang telah dibekukan di cawan petri bentuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yakni berkoloni mengikuti goresan pada permukaan cawan petri dan berwarna krem.
B.  Saran
Kalau bisa tidak usah ada laporan sementara dalam Laboratorium. Karena waktu untuk praktek tidak begitu banyak, dan kalu bisa waktu praktek dapat di tambah.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. (Online) http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?. [ Diakses pada tanggal 01April 2011, Makassar.]

Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ferdias, S., 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lay, B., 1994.Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Pelczar, Michael, J., 1986.Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.

1 komentar: