I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menelaah
mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang
disebut media.Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien
yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Volk dan Wheeler, 1993).
Mikroorganisme yang kita
isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga dapat tumbuh
dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium (Suriawiria, 1995).
Berdasarkan hal tersebut
di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam-macam medium,
cara-cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui bahan-bahan
yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing-masing bahan tersebut
dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut.Sehingga nantinya diharapkan
dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan
mikroorganisme tertentu.
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum
ini yaituuntuk mengetahui cara pembuatan medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient
Broth (NB),
serta sebagai tempat medium atau tempat pertumbuhan mikroorganisme.
Kegunaan dari praktikum
ini adalah agar praktikan
dapat memahami tentang medium dan dapat mempraktekan teknik pembuatan medium dalam kegiatan mikrobiologi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan.Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang
terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan
berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.Nutrien ini adalah degradasi
dari nutrien dengan molekul yang kompleks.Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh (Label, 2008).
Untuk menelaah bakteri di
dalam laboratorium pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut
di dalam suatu biakan murni.Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis-jenis
nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana
dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut (Pelczar,
1986).
Menurut Indra, (2008) macam-macam
media Pertumbuhan antara lain:
1. Medium berdasarkan sifat fisik
a) Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat..
b) Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar
0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media
semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin
hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini
dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan
difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit
oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan
tumbuh merata diseluruh media.
c) Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth),
LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
a) Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya
diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b) Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya
diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato
Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk
bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya.
c)
Medium non sintesis yaitu
media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract
3. Medium berdasarkan tujuan
a)
Media untuk isolasi.
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya
Nutrient Broth, Blood Agar.
b) Media selektif/penghambat. Media yang selain mengandung
nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Contohnya adalah Luria Bertani medium
yang ditambah Amphiciline untuk merangsang E.coli
resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth
yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
c) Media diperkaya (enrichment).
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur.
Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang
ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk
berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar,
dll.
d) Media untuk peremajaan kultur. Media umum atau spesifik yang
digunakan untuk peremajaan kultur
e) Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini
digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba.
Contohnya adalah Koser’s Citrate
medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai
sumber karbon.
f) Media untuk karakterisasi bakteri. Media yang digunakan
untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator
ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
g) Media diferensial. Media ini bertujuan untuk
mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang
ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni. Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium,
perlu diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi
kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari
persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki
persyaratan nutrien yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang
rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa
menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Maret 2011, pukul 09.20-12.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi
Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu tabung reaksi sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroorganisme, timbangan
digital untuk menimbang bahan yang akan digunakan, spatula untuk mengambil
bahan, rak tabung untuk menaruh tabung reaksi, hot plate with stirrer untuk memanaskan dan mengaduk larutan, autoclave untuk mensterilkan alat dan
bahan, pipet skala untuk mengambil larutan
dengan skala yang ditentukan
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
kapas sebagai penutup tabung reaksi, aluminium foil untuk membungkus tabung
reaksi, ekstrak daging, pepton dan agar sebagai bahan sampel, aquades untuk
melarutkan suatu bahan, kertas label untuk member label pada tiap tabung reaksi, kertas bekas untuk menutup gelas piala dan
karet untuk mengikat mulut dari gelas piala yang ditutup oleh aluminium foil
dan kertas bekas.
C. Prosedur Kerja
Sebelum kegiatan praktikum
dilaksanakan, terlebih dahulu mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan
digunakan. Prosedur kerja pada praktikum
pembuatan medium ini ini terbagi atas dua hal, yaitu prosedur pembuatan medium Nutrient
Agar dan prosedur pembuatan medium Nutrient Broth.
I.
Prosedur pembuatan medium Nutrient
Agar
Pada pembuatan Nutrient Agar dilakukan dengan menimbang ekstrak daging sebanyak
1,5 gr, peptone 2,5 gr dan agar 7,5 gr. Kemudian melarutkan bahan diatas dengan
menggunakan aquades sebanyak 250 ml ke dalam gelas piala / gelas kimia. Setelah
itu menaruh gelas piala tersebut di atas hot plate with striver untuk
menghomogenkan larutan (± 15-30 menit). Untuk medium NA, mengambil larutan di
dalam gelas piala tersebut dengan menggunakan pipet skala, kemudian masukkan ke
dua tabung reaksi masing-masing sebanyak 8 ml dan 6 ml, setelah itu ditutup
tabung reaksi dengan kapas dan menempelkan kertas label.
II.
Prosedur pembuatan medium Nutrient Broth
Pada pembuatan Nutrient Broth dilakukan dengan menimbang 0,75
gr ekstak daging dan peptone sebannyak 1,25 gr. Kemudian melarutkan bahan
diatas dengan menggunakan aquades sebanyak 250 ml ke dalam gelas piala / gelas
kimia. Setelah itu menaruh gelas piala tersebut di atas hot plate with striver
untuk menghomogenkan larutan (± 15-30 menit).
Kemudian mengambil larutan di dalam gelas piala sebanyak 8 ml kemudian
masukkan ke dalam satu tabung reaksi dan menutup tabung reaksi dengan kapas dan
menempelkan kertas label.
Setelah itu menaruh tabung reaksi yang
berisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth
ke dalam gelas piala kemudian tutup dengan aluminium foil dan kertas
bekas lalu ikat dengan karet. Kemudian masukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama ±
15 menit. Setelah itu dikeluarkan dari autoklaf, salah satu tabung reaksi yang
berisi 6 ml medium Nutrient Agar ditaruh secara miring, sedangkan tabung reaksi yang berisi 8 ml medium Nutrient Agar dan medium Nutrient Broth 8 ml
dibiarkan berdiri tegak. Setelah
memadat dimasukkan kedalam kulkas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang
didapatkan dalam praktikum ini adalah :
1. Nutrien agar (NA)
Hasil
|
Keterangan
|
Nutrien agar Miring
|
1.
1. Penyumbat
dengankapas.
2.
2. Tabung
reaksi
3.
3. Larutan
agar 6 ml
|
Nutrien agar Tegak
|
1.
1. Penyumbat
dengan kapas.
2.
2. Tabung
reaksi
3.
3. Larutan
agar 8 ml
|
2. Nutrien Broth (NB)
Hasil
|
Keterangan
|
Nutrien broth
|
1.
1. Penyumbat
dengan kapas.
2.
2. Tabung
reaksi
3.
3. Larutan
8 ml
|
Perhitungan :
1.
Nutrient Agar
a.
Ekstrak daging =
500 x 3 = 1,5 gr
1000
b.
Pepton = 500 x 5 = 2,5 gr
1000
c.
Agar = 500 x 15 = 7,5 gr
1000
2. Nutrient
Broth
a.
Ekstrak daging =
250 x 3 = 0,75 gr
1000
b.
Pepton = 250 x 5 = 1,25 gr
1000
B. Pembahasan
1. Nutrien Agar (NA)
Pada
pembuatan medium Nutrien Agar
(NA), bahan-bahan yang digunakan adalah
ekstrak daging
sebanyak 1,5 gr, pepton sebanyak 2,5 grdan agar
sebanyak 7,5 gr.
Ketiga bahan ini mengandung senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
dapat tumbuh. Ekstrak daging mengandung
substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air meliputi : karbohidrat,
senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, senyawa nitrogen
organik dan garam-garam terlarut (Pelzcar dan Chan, 1986).
Senyawa ini akan sangat dibutuhkan oleh
bakteri untuk berkembang biak. Pepton juga mengandung nitrogen organik, dapat pula mengandung
vitamin dan kadang-kadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan protein yang
direncakan. Sedangkan agar digunakan sebagai bahan pemadat media. Agar yang
lebur dalam larutan cairan akan berbentuk gell bila suhu dikurangi
sampai dibawah 450 C . Agar hanya dipergunakan sebagai bahan pemadat
dan bukan sumber nutrien bagi bakteri.
Pada media padat ini digunakan 2
perlakukan media yaitu media tegak dan media miring. Media tegak dimasudkan
untuk melihat pertumbuhan bakteri dalam merespon oksigen dari luar dalam arah
tegak. Sedangkan pada media miring dimaksudkan untuk melihat sebaran
pertumbuhan bakteri dengan luas permukaan agar yang lebih besar.
2. Nutrien
Broth (NB)
Pada
Nutrien Broth (NB) cara pembuatannya
sama dengan Nutrient Agar. Hanya saja komposisi media ini
tidak digunakan bahan pemadat atau agar. Adapun bahan yang digunakan adalah
ekstrak daging (meat) sebanyak 0,75 gr dan pepton
sebanyak 1,25 gr
yang digunakan sebagai sumber nutrisi dalam perkembang biakan bakteri. Ekstrak daging(meat) dan pepton tersebut diencerkan dengan air sebanyak 250 ml dan disimpan
dalam erlenmeyer. Penggunaan media ini
bisanya dimaksudkan untuk melihat pergerakan bakteri pada media cair. Hal ini tentunya sangat efisien karena pada
medim cair bakteri dapat bergerak bebas didalam.
Ekstrak
daging (meat) dan pepton sangat baik digunakan dalam pembuatan nutrien cair. Ekstrak
daging (meat) mengandung substansi jaringan hewan
yang dapat larut dalam air meliputi : karbohidrat, senyawa nitrogen organik,
vitamin yang dapat larut dalam air, senyawa nitrogen organik dan garam-garam
terlarut. Sedangkan Pepton juga
mengandung nitrogen organik, dapat pula
mengandung vitamin dan kadang-kadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan
protein yang direncakan. Kandungan kedua bahan ini digunakan oleh bakteri sebagai sumber nutrien.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pembuatan medium padat dengan
menggunakan komposisi media ekstrak daging (meat)
sebanyak 1,5 gr, peptonsebanyak 2,5 gr dan agar
sebanyak 7,5 gr,
sedangkan pada
media cair dengan
menggunakan bahan ekstrak daging (meat)sebanyak 0,75
grdan peptonsebanyak 1,25 gr
yang ditambahkan air.
B. Saran
Kalau bisa tidak usah ada laporan
sementara dalam Laboratorium. Karena waktu untuk praktek tidak begitu banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Indra., 2008
(Online). http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada
tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Label,
Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar
dan-sterilisasi/htm .diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Pelczar, Michael,
1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Suriawiria, U.
1995. Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa, Bandung
Volk, dan
Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi,
Erlangga, Jakarta.
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT
MEDIUM
NAMA : STEVEN
NIM : L111 09 265
KELOMPOK : DUA (2)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI LAUT
JURUSAN
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
bagus sekali untuk dibaca
BalasHapusliga 1