HASIL
PERAMETER KIMIA ANALISIS NITRAT (NO3)
DI
PERAIRAN POPSA
MAKASSAR
NAMA : STEVEN
NIM : L111 09 265
KELOMPOK : SATU (1)
LABORATORIUM
OSEANOGRAFI KIMIA
JURUSAN
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kandungan nitrat di laut
sangat penting dalam menunjang keutuhan ekosistem perairan. Hal itu terjadi
karena nitrat merupakan unsur yang digunakan dalam proses fotosintesis dan
merupakan unsur yang digunakan untuk pertumbuhan fitoplankton. Kadar nitrat
yang banyak dalam suatu perairan dapat dikatakan bagus atau subur karena dengan
nitrat maka fitoplankton akan banyak disuatu perairan sehingga akan terjadi
proses fotosintesis dimana menghasilkan O2 yang sangat dibutuhkan
bagi organisme laut. Tetapi dengan kelebihan kadar nitrat dalam perairan maka
dapat mengakibatkan dampak buruk bagi organisme. Hal itu terjadi karena dengan
kadar nitrat yang tinggi dalam suatu perairan maka akan mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang
tak terbatas sehingga air akan kekurangan O2. Perairan yang
kekurangan O2 dapat berakibat negatif terhadap organisme karena
tidak akan terjadi proses nitrifikasi melainkan proses denitrifikasi dimana ion
nitrat dan nitrit diubah menjadi mol N2 yang hasil akhirnya berupa
gas inert nitrogen yang relatif tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan air
secara langsung. Dan dengan proses denitrifikasi tersebut akan melepaskan
senyawa beracun bagi organisme air. (NO3-® NH3+)
Nitrat sebagai unsur hara utama Nitrogen dalam bentuk NO3-
digunakan sebagai substansi atau komponen dinding sel yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak. Oleh karena itu
Nitrat sebagai senyawa-senyawa nitrogen anorganik utama dalam air laut tedapat
sebagai ion nitrat (NO3) nitrit dan amoniak (NH3), dan
sangat dipengaruhi oleh oksigen bebas dalam air.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dilakukanlah
praktikum oseanografi ini unuk mengkaji lebuh lanjut mengenai kandungan Nitrat
pada perairan Popsa Makassar.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Praktikum Oseanografi Kimia ini bertujuan untuk
menentukan kandungan Nitrat (NO3) di sekitar wilayah perairan Popsa,
Makassar.
Sedangkan kegunaan dari
Praktikum ini adalah agar dapat memahami dan mengetahui cara menentukan kandungan
Nitrat (NO3), serta dapat dapat membandingkan teori yang diperoleh
dari perkuliahan dengan hasil yang di perloh di Laboratorium.
TINJAUAN
PUSTAKA
Nitrat (NO3) adalah
bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat
merupakan salah satu unsur penting untuk sintesis protein tumbuh-tumbuhan dan
hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakumulasi
pertumbuhan ganggang yang tak terbatas sehingga air kekurangan oksigen terlarut
dan menyebabkan kematian pada ikan. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak
rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di
daerah-daerah yang diberi pupuk dan mengandung nitrat (Alaerts dan Santika,
1987).
Senyawa
nitrogen dalam air laut terdapat dalam 3 bentuk utama yang berada dalam
keseimbangan, yaitu amoniak, nitrit dan nitrat. Keseimbangan tersebut sangat
dipengaruhi oleh kandungan oksigen bebas dalam air. Pada saat kadar oksigen
rendah, keseimbangan bergerak menuju amoniak, sedangkan pada saat kadar oksigen
tinggi keseimbangan bergerak menuju nitrat sehingga nitrat merupakan hasil
akhir dari oksidasi nitrogen dalam air laut.
Amoniak
dalam air laut lebih tinggi dibandingkan di air tawar, hal ini disebabkan
karena air laut bersifat basa. Selanjutnya dalam bentuk amonium merupakan unsur
hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tumbuhan laut. Dalam keadaan
aerob amoniak (NH3) dan amonium (NH4) oleh bakteri,
sedangkan dalam keadaan anaerob nitrit dan nitrat ini diubah menjadi amoniak
yang kemudian bersenyawa dengan air menjadi amonium. Amoniak dan amonium selain
merupakan hasil akhir dari perombakan protein oleh bakteri dalam keadaan
anaerob, juga berasal dari buangan atau limbah industri pertanian. Amoniak yang
terdapat di perairan merupakan produksi dari hasil metabolisme organisme dan
pembusukan oleh bakteri (Wardoyo, 1975). Hattory (1980) menambahkan bahwa
konsentrasi amoniak dalam air laut pada dasarnya rendah dan inilah yang
dimanfaatkan oleh fitoplankton sehingga terjadi oksidasi amoniak yang
menghasilkan nitrit dan nitrat oleh bakteri nitrifikasi.
Sumber
utama nitrat di perairan berasal dari limbah yang mengandung senyawa nitrat
berupa bahan organik dan senyawa anorganik seperti pupuk nitrogen. Sedangkan
distribusi horizontal kadar nitrat menurut Hutagalung (1997), semakin tinggi
menuju ke arah pantai dan kadar nitrat tertinggi biasanya ditemukan di perairan
muara. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan kadar nitrat di laut disebabkan
oleh masuknya limbah domestik atau perairan (pemupukan) yang mengandung nitrat.
Dibeberapa
perairan laut, nitrat digambarkan sebagai senyawa mikronutrien pengontrol
produktifitas primer di lapisan permukaan daerah eufotik. Kadar nitrat di
daerah eufotik sangat dipengaruhi oleh transportasi nitrat ke daerah tersebut,
oksidasi amoniak oleh mikroorganisme dan pengambilan nitrat untuk proses
produktifitas primer, bila intensitas cahaya yang masuk ke kolom air cukup,
maka kecepatan pengambilan nitrat (uptake) lebih cepat daripada proses
transportasi nitrat ke lapisan permukaan (Grasshoff, 1976). Konsentrasi nitrat
meningkat pada kedalaman tertentu dan akan berkurang pada kedalaman dimana
konsentrasi oksigen mendekati nol. Nitrat dan elemen-elemen lainnya yang
berasal dari molekul organik, asam amino, protein dan asam nukleat mengalami
hidrolisa dan oksidasi (Raymont, 1980).
Menurut
Dugdale dan Goering (1967) bahwa produktifitas primer yang memerlukan nitrogen
yaitu produktifitas yang nitratnya didapatkan dari lapisan eufotik karena
gerakan bawah air dan produktifitas lanjutan melalui mineralisasi dari nitrogen
organik yang melewati jaringan makanan pada lapisan tersebut. Nitrogen
merupakan unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan fitoplankton dan merupakan
salah satu unsur utama dalam pembentukan protein. Selain itu juga diperlukan
dalam proses fotosintesis yang diserap dalam bentuk nitrat, kemudian diubah menjadi
protein dan selanjutnya menjadi sumber makanan bagi ikan.
Kandungan
nitrat dalam kadar yang berbeda dibutuhkan oleh setiap jenis alga untuk
keperluan pertumbuhannya. Agar fitoplankton dapat tumbuh optimal diperlukan
kandungan nitrat antara 0,9 – 3,5 mg/l, tetapi apabila kadar nitrat dibawah 0,1
atau diatas 45 mg/l maka nitrat dapat merupakan faktor pembatas (Chu, 1943 dalam Suminto, 1984)
METODE ANALISIS
A. Prinsip
Analisis
Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metoda Brucine (APHA,
1979), dengan pereaksi-pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Reaksi Brucine
dengan nitrat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Kecepatan reaksi ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat panas larutan. Pemanasan larutan dilakukan
dengan penambahan asam sulfat pekat. Metoda ini hanya sesuai untuk air sampel
yang kadar nitrat nitrogennya 0,1 sampai 2 ppm (selang terbaik : 0,1 - 1
ppm NO3-N). Bila diduga air sampel mengandung nitrat lebih besar atau lebih
kecil dari selang ini, disarankan untuk menggunakan metode sebagaimana yang
disarankan APHA (1989)
B. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalahtabung
reaksi, pipet skala, spektofotometer, gelas kimia, erlemeyer, labu ukur dan rak
tabung.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:sampel air
laut, Asam Sulfat Pekat (H2SO4), Natrium Nitrat (NaNO3),
aquades dan tissue roll.
C. Prosedur
Kerja
Membersihkan semua alat
seperti tabung reaksi dan spoid,sebanyak 7 kali.
Cara
membersihkan alat-alat tersebut harus menggunakan air laut agar tidak ada
kontaminasi dari sampel yang lain. Kemudian mengambil air sampel dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi sebanyak 5,0 ml. Setelah itu menambahkan larutan Bruchine
sebanyak 0,5 ml, kemudian kocok tabung reaksi tersebut dengan cara
membolak-balik tabung. Didiamkan beberapa menit.
Setelah itu di tambahkan lagi larutan Asam Sulfat Pekat
(H2SO4) sebanyak 5 ml (dilakukan didalam ruang asam).
Kemudian diamkan beberapa menit sampai lerutan tersebut dingin. Setelah dingin,
maka diukurlah kandungan nitratnya dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 420 nm.
Untuk larutan Blanco (pembanding)
maka digunakan aquades dengan cara melakukan langakah seperti diatas.
D. Perhitungan
Untuk mengetahui kandungan
Nitrat (NO3) suatu air maka digunakan rumus sebagai berikut:
NO3
= Nt – No
Dimana : Nt = Nilai sampel
No = Nilai Blanco (aquades)
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
karena
pengulangan dilaukan sebanyak dua kali maka didapatkan:
Diketahui
:
Nt : 0,044 mg/L Nt : 0,061 mg/L
NO : 0,010 mg/L NO : 0,012 mg/L
Jadi:
NO3
(1)= Nt- NO NO3
(2) = Nt- NO
= 0,044 - 0,010 =
0,061 – 0,012
= 0,034 mg/l = 0,049 mg/l
Jadi
ΣNO3 =
=
=
= 0,0415 mg/L
B.
Pembahasan
Pada percobaan Analisis
Nitrat didapatkan hasil rata-rata yakni 0,0415 mg/L. Artinya kandungan Nitrat
sampel tersebut termasuk sangat rendah apabila di bandingakan dengan selang
kandungan Nitrat yang baik suatu perairan yakni (selang 0,1 – 1 mg/L). Hal ini
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salh satunya yakni adanya
pencemaran. Telah kita ketahui bahwa pada perairan Popsa Makassar sangat banyak
limbah yang masuk kelaut, serta banyaknya buangan sampah yang terdapat pada
perairan tersebut. Sehinggan hal ini menjadi faktor yang menyebabkan kandungan
Nitrat pada perairan tersebut tergolong rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pada
percobaan yang kami laukukan pada hari Selasa 15 Maret 2011, dapat disimpilkan
bahwa kandungan Nitrat (NO3) tergolong rendah dengan hasil yang
didapatkan yakni 0,0415 mg/L. Hal tersebut tejadi karena adanya faktor-faktor
yang menyebabkan, salah satunya adalah pencemaran.
B.
Saran
Saran saya sebaiknya asisten Untuk Laboratorium
diperbanyak lagi, jadi tiap kelompok dapat satu asisten yang dapat membimbing
dalam praktikum serta memeriksa Laporan Mingguan.
DAFTAR
PUSTAKA
.
Alaerts,
G. dan S.S. Santika., 1987.MetodePenelitian
Air.Usaha Nasional. Surabaya. Indonesia.
DugdaledanGoering.,
1967. Marine Chemistry.Dept. of Chemistry
and Institute of Marine Science.University of South Florida Tempa-Florida.
Grasshoff,
K., 1976. Determination of Nitrate.
Methods of Seawater Analysis (Grasshoffedt.). Verlag chemic-Weinheim-New
York : 137-145.
Hattory.,
1980. Water Quality Criteria for
European FreshwaterFishwater Temperature
and Inland Fisheries. Fishwater Press. Pergamon Press.
Hutagalung,
H, P., Dan Abdul Rozak, 1997. MetodeAnalisis
Air Laut, Sedimendan Biota, Buku 2. P3O. LIPI Jakarta.
Raymont,
1980.DampakPencemaranLingkungan.
BadanKerjasamaPerguruanTinggiNegeri. Indonesia BagianTimur.
Suminto,
1984. Pencemaran Lingkungan. Seminar
pengendalian pencemaran. Bagian Akuakultur fakultas Perikanan; IPB. Bogor
Wardoyo, S,T,H. 1975. ManajemenKualitas Air.Fak.Perikanan IPB. Bogor.
nice info menambah wawasan
BalasHapussurat al fatihah
saya mohon izin copas yak,
BalasHapusSemoga dapat menambah wawasan saya.