Sabtu, 16 Maret 2013

pertumbuhan karang


PERTUMBUHAN KARANG
Pertumbuhan karang mrupakan proses pertambahan panjang, volume atau perubahan tutupan kerangka karang persatuan waktu. Proses tersebut terjadi karena adanya pengapuran atau kalsifikasi yang tersususn dari kalsium karbonat dalam bentuk arogonit kristal (kristal serat CaCO3) dan kalsit. Proses pengapuran tersebut tidak lepas dari proses kalsifikasi yang terjadi di luar kalikoblas epidermis yang terjadi secara kompleks. Bahan utama yang digunakan untuk proses kalsifikasi sebenarnya merupakan suatu hasil metabolisme yang disekresikan. Semua bahan yang didepositkan bergerak melalui beberapa tingkat kontrol metabolik yang saling berkaitan, sehingga terjadi kesesuaian antara pengambilan dan pengendapan (Suharsono, 1984).
Pertumbuhan karang bercabang seperti Acroporamempunyai kecepatan tumbuh antara 10-15 cm per tahun. Sedangkan karang masif umumnya pertumbuhannya sangat lambat yakni sekitar 0,8-1,0 cm per tahun (Suharsono, 1984)
Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora (English et.al., 1994). Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial koralit.
a)    Bentuk Pertumbuhan Karang non-Acropora terdiri atas :
v  Bentuk Bercabang (branching), yakni memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka.  Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.
v  Bentuk Padat (massive), dengan ukuran bervariasi serta beberapa bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
v  Bentuk Kerak (encrusting), tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu.  Bersifat memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.
v  Bentuk lembaran (foliose), merupakan lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.
v  Bentuk Jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
v  Bentuk submasif (submassive), bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil.
v  Karang api (Millepora), semua jenis karang api yang dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh.
v  Karang biru (Heliopora), dapat dikenali dengan adanya warna biru pada rangkanya.
b)    Bentuk pertumbuhan Acropora sebagai berikut :
v  Acropora bentuk cabang (Branching Acropora), bentuk bercabang seperti ranting pohon.
v  Acropora meja (Tabulate Acropora), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk sudut atau datar.
v  Acropora merayap (Encursting Acropora), bentuk merayap, biasanya terjadi pada Acropora yang belum sempurna.
v  Acropora Submasif (Submassive Acropora), percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh.
v  Acropora berjari (Digitate Acropora), bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan
c)    Proses KalsifikasiKarang
Proses kalsifikasisebenarnyaadalah proses mineralisasi yang terjadi di luarkalikoblas epidermis atausuatu proses pembentukankalsiumkarbonat. Dimana bahanutama yang digunakanuntuk proses kalsifikasisebenarnyamerupakansuatuhasilmetabolisme yang disekresikan, danterdiridaribeberapasubstansimuchopolysacarida, yang memungkinkankarangmengikatkalsium (Ca2+) dari air laut (Suharsono, 1984).
Kecepatanpembentukan CaC03, dipengaruhiolehaktivitasfotosintesisolehzooxanthella yang memacupengapurankerangkakarangdanolehkerjaenzim"carbonic anhydrase”.Jikazooxanthellaedicegahuntuktidakmelakukanfotosintesisataudipindahkandarijaringankarangmakareaksipembentukan CaC03menjadisangatlambat.
Perananzooxanthellaedalammekanismekalsifikasiadalahdalammemindahkanhasilbuangan yang dihasilkanolehkarangseperti CO2, nitrogen, fosfor, dansulfur.Disampingkalsium, unsur-unsurSr, U, Ba, Cu, B, Li, dan Zn secaraumumselaluadadalamkerangkakarang.Zat-zatinididepositkanbersama-samadenganCaselama proses kalsifikasi (OdumdanOdum, 1955 dalamNontji, 1984)
d)     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang
Pertumbuhan terumbu karang dibatasi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
v  Suhu
Secara ekologis suhu sangat mempengaruhi penyebaran karang. Dimana suhu yang tidak sesuai akan menyebabkan karang menjadi stress, bahkan menyebabkan kematian karang. Suhu optimal untuk pertumbuhan karang adalah sekitar 25-30°C (Nontji, 1993). Suhu dibawah 18°C dapat menghambat pertumbuhan karang, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada karang. Sedangkan suhu diatas 33°C dapat menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching), yaitu keluarnya zooxanthella dari jaringan karang secara paksa oleh hewan karang sehingga warna karang menjadi putih yang bila berlanjut akan menyebabkan karang mati (Tomascik et al, 1997).
v  Salinitas
Salinitas juga berpengaruh terhadap kehidupan hewan karang karena adanya proses osmoegulasi dalam jaringan hewan karang. Dimana salinitas optimal untuk pertumbuhan karang yakni sekitar 32-35%o. Oleh sebab itu sangat jarang ditemukan terumbu karang disekitar muara sungai yang besar atau bercurah hujan lebih tinggi.
v  Kedalaman dan cahaya
Pertumbuhan optimum karang pada umumnya terjadi pada kedalaman di bawah permukaan. Hal ini erat kaitannya dengan adanya cahaya yang masuk ke dalam perairan. Cahaya yang cukup harus tersedia untuk proses fotosintesis zooxanthella yang hidup bersimbiosis dalam jaringan tubuh karang. Cahaya yang kurang dapat menyebabkan laju fotosintesis berkurang dan bersamaan dengan itu akan sangat berpengaruh pada jumlah kalsium karbonat yang dihasilkan. Dimana kalsium karbonat ini sangat berguna dalam pembentukan kerangka pada proses kalsifikasi.
                        Kedalaman maksimal untuk pertumbuhan karang pembentuk yakni sekitar 40 meter pada perairan jernih dan 15 meter pada perairan keruh (Tomascik et al, 1997).
v  Arus dan gelombang
Pergerakan air seperti arus dan gelombang merupakan transportasi zat hara, larva dan bahan sedimen. Dimana pergerakan air dapat memberikan oksigen yang cukup, oleh sebab itu pertumbuhan karang lebih baik pada daerah yang mengalami gelombang besar daripada daerah yang tenang dan terlindung.
e)    Metode Pengukuran Pertmbuhan Karang terdiri dari:
v  Manual
Pertumbuhankarangdiukursetiapbulansekalidenganmenggunakanjangkasorongpadaketelitian 0,01 cm. Pengukuranpencapaianpertumbuhankarangdenganmenggunakanrumus (Sadarun, 1999) :
α = Lt – Lo
dimana  α =     Capaianpertambahantinggi / panjang / lebarfragmenkarang
Lt = Rata-rata tinggi/panjang/lebarfragmensetelahbulanke-t
Lo = Rata-rata tinggi/panjang/lebarfragmensetelahbulanke-o
v  Fotogrametri
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta. Maka untuk mengukur perumbuhan karang maka dibutuhkan peta wilanyah karang yang akan diukur pertumbuhannya.
v  X-ray
Denganteknikradiometri (menggunakansinar-x atau ultra violet) untukmembacapola-polapertumbuhantahunan yang terekampadabagianepitekadarirangkakarang.Garispertumbuhan yang terekampadarangkakarangtersebutakanmemperlihatkanpola yang berbedamenurutmusim (BuddemeierdanKinzie, 1976).
v  Flourescant
v  Alyzarn red

1 komentar: