PERTUMBUHAN
KARANG
Pertumbuhan karang mrupakan proses
pertambahan panjang, volume atau perubahan tutupan kerangka karang persatuan
waktu. Proses tersebut terjadi karena adanya pengapuran atau kalsifikasi yang
tersususn dari kalsium karbonat dalam bentuk arogonit kristal (kristal serat
CaCO3)
dan kalsit. Proses pengapuran tersebut tidak lepas dari proses kalsifikasi yang
terjadi di luar kalikoblas epidermis yang terjadi secara kompleks. Bahan utama
yang digunakan untuk proses kalsifikasi sebenarnya merupakan suatu hasil
metabolisme yang disekresikan. Semua bahan yang didepositkan bergerak melalui
beberapa tingkat kontrol metabolik yang saling berkaitan, sehingga terjadi
kesesuaian antara pengambilan dan pengendapan (Suharsono, 1984).
Pertumbuhan karang bercabang seperti Acroporamempunyai kecepatan tumbuh
antara 10-15 cm per tahun. Sedangkan karang masif umumnya pertumbuhannya sangat
lambat yakni sekitar 0,8-1,0 cm per tahun (Suharsono, 1984)
Berdasarkan bentuk pertumbuhannya
karang batu terbagi atas karang Acropora
dan non-Acropora (English et.al.,
1994). Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur
skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial
koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial koralit.
a) Bentuk
Pertumbuhan Karang non-Acropora terdiri atas :
v Bentuk Bercabang (branching),
yakni memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak
terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang
terlindungi atau setengah terbuka.
Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan
invertebrata tertentu.
v Bentuk Padat (massive), dengan
ukuran bervariasi serta beberapa bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan
karang ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang
dan bagian atas lereng terumbu.
v Bentuk Kerak (encrusting),
tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta
berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang terbuka dan
berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu. Bersifat memberikan tempat berlindung untuk
hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.
v Bentuk lembaran (foliose),
merupakan lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil
dan membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada lereng terumbu dan
daerah-daerah yang terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan
hewan lain.
v Bentuk Jamur (mushroom),
berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti
punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
v Bentuk submasif (submassive),
bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil.
v Karang api (Millepora), semua
jenis karang api yang dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni
dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh.
v Karang biru (Heliopora), dapat
dikenali dengan adanya warna biru pada rangkanya.
b) Bentuk
pertumbuhan Acropora sebagai berikut :
v Acropora bentuk cabang
(Branching Acropora), bentuk bercabang seperti ranting pohon.
v Acropora meja (Tabulate
Acropora), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang
ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk
sudut atau datar.
v Acropora merayap (Encursting
Acropora), bentuk merayap, biasanya terjadi pada Acropora yang belum sempurna.
v Acropora Submasif (Submassive Acropora),
percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh.
v Acropora berjari (Digitate
Acropora), bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan
c) Proses
KalsifikasiKarang
Proses
kalsifikasisebenarnyaadalah proses mineralisasi yang terjadi di luarkalikoblas
epidermis atausuatu proses pembentukankalsiumkarbonat. Dimana bahanutama
yang digunakanuntuk proses kalsifikasisebenarnyamerupakansuatuhasilmetabolisme
yang disekresikan, danterdiridaribeberapasubstansimuchopolysacarida,
yang memungkinkankarangmengikatkalsium (Ca2+) dari air laut
(Suharsono, 1984).
Kecepatanpembentukan CaC03,
dipengaruhiolehaktivitasfotosintesisolehzooxanthella yang
memacupengapurankerangkakarangdanolehkerjaenzim"carbonic anhydrase”.Jikazooxanthellaedicegahuntuktidakmelakukanfotosintesisataudipindahkandarijaringankarangmakareaksipembentukan
CaC03menjadisangatlambat.
Perananzooxanthellaedalammekanismekalsifikasiadalahdalammemindahkanhasilbuangan
yang dihasilkanolehkarangseperti CO2, nitrogen, fosfor, dansulfur.Disampingkalsium, unsur-unsurSr, U, Ba, Cu, B, Li, dan Zn
secaraumumselaluadadalamkerangkakarang.Zat-zatinididepositkanbersama-samadenganCaselama
proses kalsifikasi (OdumdanOdum, 1955 dalamNontji, 1984)
d) Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang
Pertumbuhan terumbu karang dibatasi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
v Suhu
Secara ekologis suhu sangat mempengaruhi penyebaran
karang. Dimana suhu yang tidak sesuai akan menyebabkan karang menjadi stress,
bahkan menyebabkan kematian karang. Suhu optimal untuk pertumbuhan karang
adalah sekitar 25-30°C (Nontji, 1993). Suhu dibawah
18°C dapat menghambat pertumbuhan karang, bahkan dapat
mengakibatkan kematian pada karang. Sedangkan suhu diatas 33°C
dapat menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching), yaitu keluarnya zooxanthella dari jaringan karang
secara paksa oleh hewan karang sehingga warna karang menjadi putih yang bila
berlanjut akan menyebabkan karang mati (Tomascik et al, 1997).
v Salinitas
Salinitas juga berpengaruh terhadap kehidupan hewan karang
karena adanya proses osmoegulasi dalam jaringan hewan karang. Dimana salinitas
optimal untuk pertumbuhan karang yakni sekitar 32-35%o. Oleh sebab itu sangat jarang
ditemukan terumbu karang disekitar muara sungai yang besar atau bercurah hujan
lebih tinggi.
v Kedalaman dan cahaya
Pertumbuhan optimum karang pada umumnya terjadi pada
kedalaman di bawah permukaan. Hal ini erat kaitannya dengan adanya cahaya yang
masuk ke dalam perairan. Cahaya yang cukup harus tersedia untuk proses
fotosintesis zooxanthella yang hidup bersimbiosis dalam jaringan tubuh karang.
Cahaya yang kurang dapat menyebabkan laju fotosintesis berkurang dan bersamaan
dengan itu akan sangat berpengaruh pada jumlah kalsium karbonat yang
dihasilkan. Dimana kalsium karbonat ini sangat berguna dalam pembentukan
kerangka pada proses kalsifikasi.
Kedalaman
maksimal untuk pertumbuhan karang pembentuk yakni sekitar 40 meter pada
perairan jernih dan 15 meter pada perairan keruh (Tomascik et al, 1997).
v Arus dan gelombang
Pergerakan air seperti arus dan gelombang merupakan
transportasi zat hara, larva dan bahan sedimen. Dimana pergerakan air dapat
memberikan oksigen yang cukup, oleh sebab itu pertumbuhan karang lebih baik
pada daerah yang mengalami gelombang besar daripada daerah yang tenang dan terlindung.
e) Metode
Pengukuran Pertmbuhan Karang terdiri dari:
v Manual
Pertumbuhankarangdiukursetiapbulansekalidenganmenggunakanjangkasorongpadaketelitian
0,01 cm. Pengukuranpencapaianpertumbuhankarangdenganmenggunakanrumus (Sadarun,
1999) :
α = Lt – Lo
dimana α = Capaianpertambahantinggi / panjang / lebarfragmenkarang
Lt = Rata-rata
tinggi/panjang/lebarfragmensetelahbulanke-t
Lo = Rata-rata
tinggi/panjang/lebarfragmensetelahbulanke-o
v Fotogrametri
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik
pemetaan melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta
foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta.
Maka untuk mengukur perumbuhan karang maka dibutuhkan peta wilanyah karang yang
akan diukur pertumbuhannya.
v X-ray
Denganteknikradiometri (menggunakansinar-x atau ultra
violet) untukmembacapola-polapertumbuhantahunan yang
terekampadabagianepitekadarirangkakarang.Garispertumbuhan yang
terekampadarangkakarangtersebutakanmemperlihatkanpola yang berbedamenurutmusim
(BuddemeierdanKinzie, 1976).
v Flourescant
v Alyzarn red
jadi tahu sekarang pertumbuhan karang
BalasHapusmnc tv